di waktu itu, kita bertemu. mengenakan warna pakaian yang sama; setelan hitam yang kasual dia dengan kacamatanya, aku dengan rambut lurusku dengan earbudd di telinganya dan tas merah maroonku sorot matanya yang tajam, satu persatu melucuti rasa penasaranku untuk sementara waktu; hanya ada dia dan aku.
bisakah Bandung kembali membersamai? begitu banyak kesempatan ku lewatkan. bukan tidak ada kemauan, hanya setidak mampu itukah aku mengejar yang ku mau? tidak bisakah lembar baruku kembali dimulai di kota kembang itu? biarpun tidak selamanya. hanya bisakah?