Langsung ke konten utama

hidup atau mati?

 boleh gak si kalo mati aja?

19 Juli 2024, boleh gak si mati aja?

jangan bandingkan masalahku dengan masalah orang lain, aku tahu orang lain punya masalah yang lebih serius dan lebih besar. hanya saja kali ini rasanya berat aja, bisa dibilang ngeluh iya. 

pikiran itu-mati-gak hanya sekali dua kali bahkan lima kali, tapi berkali-kali; hampir setiap hari mungkin. mungkin juga 3 kali dalam seminggu, sama dengan jadwal Bi upu yang suka bersih-bersih di kosan jepret 83 yang sudah 3 tahun ini ku tempati. entah.

setiap kali aku terpikir untuk mati (20/11/2024) hal itu terus berputar di kepalaku. tetapi mati bukanlah jalan satu-satunya dan bukan juga bagian dari rencanaku; meskipun sejauh ini rencana-rencanaku selalu gagal; tidak pernah berjalan barang satu pun. 

titik terendah? kurasa bukan. 

atau mungkin... bisa saja. 

entah.

jujur saja otakku mendadak tidak berfungsi tahun ini. benar!TAHUN! bukan detik, hari atau bulan tapi Tahun; sepanjang tahun ini yang ku lalui dengan freezing condition (?) 

hanya...

....

...

..

.

lihat saja tahun berikutnya!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"untuk waktu bagai penyiksaan" untuk waktu bagai penyiksaan entah hukum atau rayuan untuk waktu yang dilewati dengan rumbai air mata bersabar adalah pijakan selain hujatan untuk setiap detail kebijakan yang dianggap remeh mereka bahkan tidak tahu narasi yang sebenarnya untuk setiap argumentasi yang berujung penistaan terkutuklah jiwa-jiwa idealis itu yang berlumur dengki  kenestapaan   bandung, 21/03/2023

Bingkai

  Berkali-kali nestapa menyesatkanku dalam lubang hitam Diriku akan tetap membumi Berkali-kali kabut hitam menutupi jalan ke rumah warasku Diriku akan kembali Sebagaimana sumpah-serapah menyebabkanku membusuk Sebagaimana aku jatuh lalu tersungkur hingga diam membisu Aku akan tetap mewangi Pijakanku kian mengakar ke inti bumi   -yup-

RONA

 seperti siang berganti malam terangnya rembulan menunggu terik mentari seperti sepasang hitam dengan putih luasnya samudera menantang cakrawala jangan lagi belenggu hatiku dengan sendu jauhkan saja jiwaku dari pilu barangkali giliranku duduk bersamamu